Judul :The Throne of Fire
Pengarang : Rick Riordan
Penerjemah :Rika Iffatih Farihah
Penyunting : Tedy Yulianes Susanto
Penyelaras aksara : Novia Fajriani
Penerbit : Mizan Fantasy
Harga : Rp 69.000,-
Tebal : 459
Rating :
(menurut kaktus, klik di sini untuk selengkapnya : Rating Kaktus)
@@ (menurut saya sendiri, klik di sini untuk selengkapnya : Batasan Umur)
Brother, you are the best.
Kata ini akan mengawali tulisanku kali ini. Kenapa? Karena
dialah yang berjasa membelikan aku buku ini.
Ceritanya, ketika itu aku SMS-an dengan Alden (my brother)
supaya beliin buku ini. Cos, ayahanda sedang tugas keluar dan singgah ke tempat
Alden (Makassar), jadi dianya gak ngeluarin duitkan?
Terus apa pengorbanannya? Yah, dia memang gak keluar uang,
tapi dia numpahin darah.
What! Demi buku ngeluarin darah? Ya enggak lah. Sebelum
pergi ke toko, my lovely brother pergi beli sapu pake motor. Karena susah jaga
keseimbangan, dianya jatuh. Eh, karena lebih sayang sama motor ketimbang diri
sendiri, dia nahan tuh motor make kakinya. Akhirnya, kanalpot motor v****n
berhasil dengan sukses memberikan ‘tanda cinta’ di betisnya.
Lalu dengan tertatih-tatih, dia pergi ke toko buku beliin
buku ini. Oh boy, I’m so lucy to have brother like you…
Apalagi setelah aku tau perbedaan harga buku itu di sana dan
di sini, ugh aku bersyukur sekali.
Mari kita sudahi curcol di atas. Seperti biasa, mari mulai
dengan cover…
Berbeda dengan cover edisi pertama, aku suka banget dengan
cover ini. Entah mengapa, aku suka saja dengan cover kali ini. Mungkin karena
gaya illustrator mirip dengan gambar kartun Scooby? Yang jelas aku suka dengan
gaya penggambaran yang seperti ini. Rasanya lebih ‘fiktif’.
Sayangnya, meskipun covernya keren ternyata cetakan dalam
buku kurang bagus. Oke memang tulisannya bagus dan jelas dibaca, tapi
cetakannya terkadang miring dan masuk ke dalam sela-sela buku, jadinya susah
dibaca.
Lalu beralih ke penokohan. Tokoh baru yang muncul lumayan
banyak tapi kesannya gak numpuk dan numpang lewat. Fufufu, poin plus deh.
Diantara tokoh baru yang muncul, aku paling suka sama Walt.
Oh, aku sangat mengerti perasaan Sadie pada lelaki yang satu ini…
Gayanya lembut dan heroik. Meskipun sifatnya yang terakhir
itu agak menjengkelkan, tapi dia punya kharisma… I like it ^__^
Lanjut ke cerita…
Konflik kali ini berjibun dan porsi romance scane jadi lebih
banyak . Jangan salah, I love that…
Bagi penggemar action, tenang saja meskipun romance scanenya
bertambah, action scane sama sekali tidak terganggu kok.
Kali ini Sadie dan Carter benar-benar di serang dari
berbagai arah. Mulai dari para penyihir, dewa-dewi, banyaklah pokoknya.
Akhirannya twist, tapi banyak yang udah bisa ketebak. Tetap saja,
mas Rick bisa tetap membuat akhir yang membuat penasaran dengan seri selanjutnya
buku ini.
Soal gaya penulisan, tak perlu dipertanyakan. Aku suka gaya
ini. Benar-benar seperti rekaman. Jika saja sekolah gue punya locker, bakal gue
cari locker keluarga Kane. Hehehe…
Tapi terkadang deskripsi yang digunakan mas Rick membuat
orang-orang kurang pengetahuan soal budaya luar susah untuk mengerti. Namun dibandingkan
dengan buku terdahulunya, buku kali ini sudah menyiapkan penjelasan untuk
kata-kata sulit dibagian bawah buku. Hehehe, nice trick ^__^
Sayangnya, masih ada kesalahan penulisan. Bagi pihak terkait
sebaiknya ini lebih diperhatikan lagi, apalagi kesalahannya lumayan banyak. Seperti
:
Kunyana *yang benar : kusangka* (hal : 103, 192, 428)
tapi #sehabis titik# , set #nama tokoh# *keduanya
menggunakan huruf kecil di bagian yang digaris bawah* (hal : 190)
ceritaa *kelebihan a* (hal : 303)
Bias *harusnya : bisa* (hal: 397)
Untuk kesalahan yang terakhir, terkadang memang Microsoft world
yang sacara otomatis menggantinya. Jadi harus lebih berhati-hati.
Sampai sini dulu, see you next review…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar