Halaman

Senin, 07 Mei 2012

The Magicians' Guild

Judul : The Magicians’ Guild

Pengarang : Trudi Canavan

Penerjemah : Maria M. lubis

Penerbit : Mizan Fantasy

Harga : Rp 74.500,-

Tebal : 611

Rating :

 :):):):):) (menurut kaktus, klik disini untuk selengkapnya : Rating Kaktus )

@@@ (menurut saya sendiri, klik disini untuk selengkapnya : Batasan Umur )


Pertama kali saya diberikan buku ini oleh tante saya yang terbersit pertama adalah ‘apa memang ini novel fantasi terbaik?’

Wajar saja, karena novel ini mendapatkan penghargaan Aurealis Award (salah satu penghargaan dari Australia) saya jadi penasaran dengan buku ini. Buku ciptaan Trudi Cavan memang benar-benar tidak mengecewakan.

Jujur saja, awalnya saya ragu. Karena sudah sangat banyak novel fiksi bertemakan penyihir sehingga membuat saya menduga kalau buku ini akan bersetting pasaran. Nyatanya, buku ini mampu menciptakan dunianya sendiri dan membuat ketertarikan tersendiri untuk menyelidiki dunia yang diciptakan Trudi.

Mungkin saat pertama kita membaca buku ini, akan timbul kebingungan dengan istilah-istilah yang digunakan pada novel ini. Namun hal ini memang tak dapat dihindari dalam sebuah novel terjemahan.

Detail karakternya juga menjadi poin plus novel ini. Pasalnya, tokoh-tokoh digambarkan secara mendetail membuat konflik menjadi lebih terasa.

Saya salut dengan penggambaran tokohnya. Tak ada tokoh yang sekedar ‘ada tapi tak terasa’ semuanya selalu punya kesan kuat yang mungkin  membuat kita berfikir ‘Cuma sampai sini? Dia gak muncul-muncul lagi?’. Kesan itu juga yang sempat menghampiri saya begitu melihat beberapa ‘tokoh’ yang tiba-tiba ngilang. Tapi justru itu malah yang ternyata penting.

Plotnya yang tak terduga serta berbagai aksi magic memang menjadi daya tarik yang sempurna sebagai pelengkap novel ini. Sayangnya, novel ini bukanlah pilihan yang tepat untuk penggemar novel yang tak terlalu berat.

Konflik yang ditawarkan di novel ini memang lumayan berat. Sehingga akan menjadi membosankan bila kita kurang sabar dalam membaca percakapan-percakapan yang awalnya akan dianggap kurang penting namun nyatanya menjadi petunjuk ending cerita.

Apalagi ending dari novel ini justru membuat kita hampir tertipu diakhir cerita triologi ini. Yah, cuma hampir. Gak sampai bilang ‘Hah? Kok begini?’ (mungkin akan tertipu kalau bacanya loncat dari buku pertama langsung ke ending buku ke tiga)

Well, setelah membahas tentang cerita, kita beralih ke setting dan kelengkapan cerita.

Setting tak usah ditanyakan lagi. Memang Trudi telah membuat dunia Sonea dengan detail. Selain itu, istilah yang ‘sulit’ pun sudah diberi keterangan dibagian belakang buku. Meskipun begitu, menurutku ini kurang efisien karena merepotkan untuk membolak-balik buku saat sedang membaca.

Selain itu, sudut pandang yang berubah-ubah juga menjadi sumber informasi yang bagus untuk lebih memahami dunia yang dibangun Trudi. Ditambah dengan penggambaran peta dibagian awal novel sangat membantu. Poin plus deh…

Buku ini memang pantas menjadi buku pertama dalam triologi ‘The Black Magician’.

Enjoy this book~!!


Review by

GA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar