Pengarang : Trudi Canavan
Penerjemah : Maria M. lubis
Penerbit : Mizan Fantasy
Harga : Rp 74.500,-
Tebal : 611
Rating :
(menurut kaktus, klik disini untuk selengkapnya : Rating Kaktus )
@@@ (menurut saya sendiri, klik
disini untuk selengkapnya : Batasan Umur )
Pertama kali saya diberikan buku
ini oleh tante saya yang terbersit pertama adalah ‘apa memang ini novel fantasi
terbaik?’
Wajar saja, karena novel ini
mendapatkan penghargaan Aurealis Award (salah satu penghargaan dari Australia)
saya jadi penasaran dengan buku ini. Buku ciptaan Trudi Cavan memang
benar-benar tidak mengecewakan.
Jujur saja, awalnya saya ragu.
Karena sudah sangat banyak novel fiksi bertemakan penyihir sehingga membuat
saya menduga kalau buku ini akan bersetting pasaran. Nyatanya, buku ini mampu
menciptakan dunianya sendiri dan membuat ketertarikan tersendiri untuk
menyelidiki dunia yang diciptakan Trudi.
Mungkin saat pertama kita membaca
buku ini, akan timbul kebingungan dengan istilah-istilah yang digunakan pada
novel ini. Namun hal ini memang tak dapat dihindari dalam sebuah novel
terjemahan.
Detail karakternya juga menjadi
poin plus novel ini. Pasalnya, tokoh-tokoh digambarkan secara mendetail membuat
konflik menjadi lebih terasa.
Saya salut dengan penggambaran
tokohnya. Tak ada tokoh yang sekedar ‘ada tapi tak terasa’ semuanya selalu
punya kesan kuat yang mungkin membuat
kita berfikir ‘Cuma sampai sini? Dia gak muncul-muncul lagi?’. Kesan itu juga
yang sempat menghampiri saya begitu melihat beberapa ‘tokoh’ yang tiba-tiba
ngilang. Tapi justru itu malah yang ternyata penting.
Plotnya yang tak terduga serta
berbagai aksi magic memang menjadi daya tarik yang sempurna sebagai pelengkap
novel ini. Sayangnya, novel ini bukanlah pilihan yang tepat untuk penggemar
novel yang tak terlalu berat.
Konflik yang ditawarkan di novel
ini memang lumayan berat. Sehingga akan menjadi membosankan bila kita kurang
sabar dalam membaca percakapan-percakapan yang awalnya akan dianggap kurang
penting namun nyatanya menjadi petunjuk ending cerita.
Apalagi ending dari novel ini
justru membuat kita hampir tertipu diakhir cerita triologi ini. Yah, cuma
hampir. Gak sampai bilang ‘Hah? Kok begini?’ (mungkin akan tertipu kalau
bacanya loncat dari buku pertama langsung ke ending buku ke tiga)
Well, setelah membahas tentang cerita,
kita beralih ke setting dan kelengkapan cerita.
Setting tak usah ditanyakan lagi.
Memang Trudi telah membuat dunia Sonea dengan detail. Selain itu, istilah yang
‘sulit’ pun sudah diberi keterangan dibagian belakang buku. Meskipun begitu,
menurutku ini kurang efisien karena merepotkan untuk membolak-balik buku saat
sedang membaca.
Selain itu, sudut pandang yang
berubah-ubah juga menjadi sumber informasi yang bagus untuk lebih memahami
dunia yang dibangun Trudi. Ditambah dengan penggambaran peta dibagian awal
novel sangat membantu. Poin plus deh…
Buku ini memang pantas menjadi buku
pertama dalam triologi ‘The Black Magician’.
Enjoy this book~!!
Review by
GA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar