Halaman

Rabu, 09 Mei 2012

Secret Garden


Judul : Secret Garden

Pengarang : Frances Hodgson Burnett.

Penerjemah : Barokah Ruziati

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Harga : Rp 37.000,-

Tebal : 320

Rating :

:):):):):):) (menurut kaktus, klik disini untuk selengkapnya : Rating Kaktus )

@ (menurut saya sendiri, klik disini untuk selengkapnya : Batasan Umur )

Hai, hai~ ketemu lagi ^__^

Kali ini saya mau mereview novel ciptaan Frances Hodgson Burnett.

Lagi-lagi, awal pertemuan saya dengan buku ini adalah my lovely tante *?* yang memberikan buku ini saat saya sakit. Jika saja kepala tidak puyeng dan tidak adanya pengawasan ketat dari bunda tercinta sudah pasti saya bakal babat habis novel itu dari awal jumpa pertama *lebay mode: on*. Secara, summary novel ini seperti sulur-sulur yang menjerat begitu kuat hingga membuatku tak bisa melepaskan diri *lebay mode: masih on*

Lupakan cuap-cuap saya di atas. Oke, kita mulai dari cover. Untuk yang satu ini, saya kasih jempol deh. Covernya betul-betul memikat dan mengekspresikan ceritanya dengan baik. Tapi satu hal yang mengganggu saya, Mary. Jujur saja, menurutku gambar Mary di cover itu jadi seperti orang Cina. Bahkan sebelum baca kupikir setting ceritanya di Cina (atau paling tidak Mary keturunan Cina).

Selanjutnya dari segi cerita. Diceritakan ada seorang gadis egois bernama Mary yang menjadi yatim dan akhirnya diasuh oleh Paman-nya. Akhirnya, di rumah besar Paman-nya ia menemukan sebuah taman rahasia. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Mary dapat merasakan kebahagiaan. Dibantu dengan seorang teman bernama Dicon, Mary mulai mengurus taman rahasia itu. Tanpa disadari, perlahan sifat dalam dirinya mulai berubah. Bukan hanya dirinya, tapi keadaan mulai berubah baik.

Ceritanya dapat membuat saya puas. Miss Brunett dapat membuat kisah sederhana menjadi menarik dan indah. Terutama konfliknya. Mulai dari konflik besar seperti Mary yang kehilangan Ayah dan Ibunya, sampai konfli kecil seperti pertengkaran antara Mary dan sepupunya, Colin.

Bagi penggemar Teenlit mungkin konflik cerita ini terlalu ‘ringan’. Tapi menurutku konflik-konflik seperti ini sangat pas. Apalagi ini novel yang bercerita tentang anak-anak. Justru karena konflik yang ringan dan kepolosan Mary dalam menyikapi berbagai masalah justru membuat kisah ini lebih hidup.

Dari segi tokoh, saya benar-benar dibuat jatuh cinta pada Dicon. Tokoh Dicon memang hanya berlatar seorang anak desa miskin. Tapi dia adalah tokoh yang hampir sempurna untuk menjadi sahabat Mary. Apalagi saat mereka bermain atau sedang berinteraksi membayangkannya saja sudah gemas…

Tokoh-tokoh yang lain tak kalah menarik. Ada Martha yang baik hati, Colin si Rajah, Ben si tukang kebun, Mr. Creven si pengelana yang kesepian, dan masih banyak tokoh-tokoh yang menarik.

Namun dibeberapa tempat, cerita serasa menjenuhkan. Tapi itu terobati dengan adanya kisah-kisah manis ala anak kecil yang menggemaskan.

Keseluruhan, novel ini amat bagus. Mulai dari cara penulisan, alur, pesan moralnya, komplit! Hehehe… dan tentunya ini tak lepas juga dari jasa penerjemahnya ( bahkan saya tidak menemukan kesalahan penulisan).

Ini novel yang tepat bagi penikmat cerita anak. Apalagi Miss Brunett *almarhum* merupakan seorang penulis cerita anak yang terkenal. Karyanya ini mampu menunjukan keprofesionalitasnya.

Salah satu karya Miss Brunet ini merupakan pilihan yang patut dipertimbangkan bagi penggemar novel terjemahan.

Bye, bye…

See you next time


Tidak ada komentar:

Posting Komentar