Judul : Secret Garden
Pengarang : Frances Hodgson
Burnett.
Penerjemah : Barokah Ruziati
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Harga : Rp 37.000,-
Tebal : 320
Rating :
(menurut kaktus, klik disini untuk selengkapnya : Rating Kaktus )
@ (menurut saya sendiri, klik
disini untuk selengkapnya : Batasan Umur )
Hai, hai~ ketemu lagi ^__^
Kali ini saya mau mereview novel ciptaan Frances Hodgson
Burnett.
Lagi-lagi, awal pertemuan saya dengan buku ini adalah my
lovely tante *?* yang memberikan buku ini saat saya sakit. Jika saja kepala
tidak puyeng dan tidak adanya pengawasan ketat dari bunda tercinta sudah pasti
saya bakal babat habis novel itu dari awal jumpa pertama *lebay mode: on*. Secara,
summary novel ini seperti sulur-sulur yang menjerat begitu kuat hingga
membuatku tak bisa melepaskan diri *lebay mode: masih on*
Lupakan cuap-cuap saya di atas. Oke, kita mulai dari cover. Untuk
yang satu ini, saya kasih jempol deh. Covernya betul-betul memikat dan
mengekspresikan ceritanya dengan baik. Tapi satu hal yang mengganggu saya, Mary.
Jujur saja, menurutku gambar Mary di cover itu jadi seperti orang Cina. Bahkan sebelum
baca kupikir setting ceritanya di Cina (atau paling tidak Mary keturunan Cina).
Selanjutnya dari segi cerita. Diceritakan ada seorang gadis
egois bernama Mary yang menjadi yatim dan akhirnya diasuh oleh Paman-nya. Akhirnya,
di rumah besar Paman-nya ia menemukan sebuah taman rahasia. Untuk pertama kali
dalam hidupnya, Mary dapat merasakan kebahagiaan. Dibantu dengan seorang teman
bernama Dicon, Mary mulai mengurus taman rahasia itu. Tanpa disadari, perlahan
sifat dalam dirinya mulai berubah. Bukan hanya dirinya, tapi keadaan mulai
berubah baik.
Ceritanya dapat membuat saya puas. Miss Brunett dapat
membuat kisah sederhana menjadi menarik dan indah. Terutama konfliknya. Mulai dari
konflik besar seperti Mary yang kehilangan Ayah dan Ibunya, sampai konfli kecil
seperti pertengkaran antara Mary dan sepupunya, Colin.
Bagi penggemar Teenlit mungkin konflik cerita ini terlalu ‘ringan’.
Tapi menurutku konflik-konflik seperti ini sangat pas. Apalagi ini novel yang bercerita
tentang anak-anak. Justru karena konflik yang ringan dan kepolosan Mary dalam
menyikapi berbagai masalah justru membuat kisah ini lebih hidup.
Dari segi tokoh, saya benar-benar dibuat jatuh cinta pada
Dicon. Tokoh Dicon memang hanya berlatar seorang anak desa miskin. Tapi dia
adalah tokoh yang hampir sempurna untuk menjadi sahabat Mary. Apalagi saat
mereka bermain atau sedang berinteraksi membayangkannya saja sudah gemas…
Tokoh-tokoh yang lain tak kalah menarik. Ada Martha yang
baik hati, Colin si Rajah, Ben si tukang kebun, Mr. Creven si pengelana yang
kesepian, dan masih banyak tokoh-tokoh yang menarik.
Namun dibeberapa tempat, cerita serasa menjenuhkan. Tapi itu
terobati dengan adanya kisah-kisah manis ala anak kecil yang menggemaskan.
Keseluruhan, novel ini amat bagus. Mulai dari cara
penulisan, alur, pesan moralnya, komplit! Hehehe… dan tentunya ini tak lepas
juga dari jasa penerjemahnya ( bahkan saya tidak menemukan kesalahan
penulisan).
Ini novel yang tepat bagi penikmat cerita anak. Apalagi Miss
Brunett *almarhum* merupakan seorang penulis cerita anak yang terkenal. Karyanya
ini mampu menunjukan keprofesionalitasnya.
Salah satu karya Miss Brunet ini merupakan pilihan yang
patut dipertimbangkan bagi penggemar novel terjemahan.
Bye, bye…
See you next time
Tidak ada komentar:
Posting Komentar